Sejarah Peradaban Babilonia: Bangkit dan Runtuhnya Negeri di Antara Dua Sungai
Selasa, 18 Maret 2025
Tambah Komentar
Peradaban Babilonia adalah salah satu peradaban terbesar dan paling berpengaruh di dunia kuno. Terletak di Mesopotamia (sekarang Irak), Babilonia berkembang di antara dua sungai besar, Tigris dan Efrat. Peradaban ini terkenal dengan hukum tertulis pertama di dunia, yaitu Kode Hammurabi, serta pencapaian arsitektur luar biasa seperti Menara Babel dan Taman Gantung Babilonia.
Artikel ini akan membahas sejarah Babilonia dari awal kemunculannya, kejayaannya, hingga keruntuhannya.
Awal Mula Peradaban Babilonia
Babilonia berasal dari sebuah kota kecil di Mesopotamia yang awalnya merupakan bagian dari Kekaisaran Akkadia dan kemudian Kekaisaran Sumeria. Sekitar tahun 1894 SM, Babilonia mulai muncul sebagai kekuatan politik di bawah dinasti Amorite. Kota ini terletak di wilayah yang strategis di antara sungai Tigris dan Efrat, menjadikannya pusat perdagangan dan kebudayaan.
Pendiri dinasti pertama Babilonia adalah Sumu-abum, tetapi raja yang paling terkenal dari periode ini adalah Hammurabi (berkuasa sekitar 1792–1750 SM). Di bawah pemerintahannya, Babilonia berkembang menjadi kerajaan besar yang menguasai seluruh Mesopotamia.
Kejayaan di Bawah Hammurabi (1792–1750 SM)
Hammurabi adalah raja yang membawa Babilonia ke puncak kejayaannya. Ia dikenal sebagai pemimpin yang cerdas dan strategis. Beberapa pencapaiannya meliputi:
Kode Hammurabi - Hukum tertulis pertama di dunia yang mencakup berbagai aspek kehidupan, mulai dari perdagangan, keluarga, hingga kejahatan.
Ekspansi Wilayah - Hammurabi menaklukkan banyak kota di Mesopotamia, termasuk Mari, Larsa, dan Eshnunna.
Pembangunan Infrastruktur - Ia membangun bendungan, kanal, dan jalan untuk mendukung pertanian serta perdagangan.
Namun Setelah kematian Hammurabi, Babilonia mengalami kemunduran akibat serangan bangsa Kassit dan Het.
Babilonia di Bawah Bangsa Kassit dan Asyur
Setelah runtuhnya Dinasti Hammurabi, bangsa Kassit mengambil alih Babilonia sekitar tahun 1595 SM dan memerintah selama lebih dari 400 tahun. Meskipun demikian, Babilonia tetap menjadi pusat kebudayaan dan ilmu pengetahuan.
Pada abad ke-9 hingga ke-7 SM, Kekaisaran Asyur menguasai Babilonia. Raja-raja Asyur seperti Tiglath-Pileser III dan Sennacherib sering berkonflik dengan penduduk Babilonia. Bahkan, pada tahun 689 SM, Sennacherib menghancurkan kota Babilonia sebagai bentuk hukuman terhadap pemberontakan mereka.
Kekaisaran Babilonia Baru (Neo-Babilonia, 626–539 SM)
Setelah kejatuhan Asyur, Babilonia kembali bangkit di bawah raja Nabopolassar yang mendirikan Kekaisaran Babilonia Baru.
Puncak Kejayaan di Bawah Nebukadnezar II (605–562 SM)
Nebukadnezar II adalah raja terbesar Babilonia Baru yang membawa kejayaan luar biasa:
Penaklukan Yerusalem (587 SM): Ia menaklukkan Kerajaan Yehuda dan membawa bangsa Israel ke Babilonia (Pembuangan Babilonia).
Taman Gantung Babilonia: Salah satu dari Tujuh Keajaiban Dunia Kuno, yang menurut legenda dibangun untuk istrinya, Amytis dari Media.
Pembangunan Kota: Nebukadnezar memperindah Babilonia dengan gerbang Ishtar, kuil Marduk, dan jalan prosesi yang megah.
Namun, setelah kematian Nebukadnezar, Babilonia mengalami kemunduran akibat perebutan kekuasaan dan kelemahan dalam pemerintahan.
Kejatuhan Babilonia (539 SM)
Pada tahun 539 SM, Kekaisaran Babilonia runtuh setelah ditaklukkan oleh Persia di bawah pimpinan Raja Koresh Agung (Cyrus the Great). Peristiwa ini terjadi tanpa banyak perlawanan karena rakyat Babilonia tidak puas dengan raja mereka, Nabonidus.
Koresh Agung memperlakukan Babilonia dengan baik, bahkan mengizinkan bangsa Israel untuk kembali ke tanah mereka. Babilonia kemudian menjadi bagian dari Kekaisaran Persia dan kehilangan kemerdekaannya sebagai negara independen.
Warisan Peradaban Babilonia
Meskipun runtuh, Babilonia meninggalkan warisan besar bagi dunia:
Kode Hammurabi menjadi dasar hukum di banyak peradaban setelahnya.
Astronomi dan Matematika: Babilonia mengembangkan sistem bilangan berbasis 60 yang masih digunakan dalam pengukuran waktu (60 detik dalam 1 menit, 60 menit dalam 1 jam).
Arsitektur dan Budaya: Bangunan megah seperti Taman Gantung dan Gerbang Ishtar menjadi simbol kejayaan Babilonia.
Kesimpulan
Peradaban Babilonia adalah salah satu yang paling berpengaruh dalam sejarah manusia. Dari kejayaan Hammurabi hingga kehebatan Nebukadnezar II, Babilonia berkembang menjadi pusat ilmu pengetahuan, hukum, dan arsitektur. Namun, seperti banyak peradaban lainnya, perselisihan internal dan serangan dari luar akhirnya menyebabkan kejatuhannya. Meskipun demikian, warisan Babilonia terus hidup dalam berbagai aspek budaya, hukum, dan ilmu pengetahuan modern.
Belum ada Komentar untuk "Sejarah Peradaban Babilonia: Bangkit dan Runtuhnya Negeri di Antara Dua Sungai"
Posting Komentar