Menelusuri Jejak Sejarah Kerajaan Kalingga dan Peninggalannya


Menelusuri Jejak Sejarah Kerajaan Kalingga dan Peninggalannya - Kerajaan Kalingga, yang dikenal juga sebagai Kerajaan Holing, adalah salah satu kerajaan bercorak Hindu-Buddha tertua di Nusantara yang berdiri pada abad ke-6 hingga ke-7 Masehi. Berlokasi di wilayah yang kini dikenal sebagai Jawa Tengah, kerajaan ini berkembang menjadi pusat perdagangan dan penyebaran agama Buddha. Catatan sejarah dari Tiongkok menyebutkan bahwa Kalingga memiliki pemerintahan yang kuat dan stabil, terutama di bawah kepemimpinan Ratu Shima, seorang ratu yang dikenal karena ketegasannya dalam menegakkan hukum.

Pada masa kejayaannya, Kalingga memiliki hubungan diplomatik dengan kerajaan-kerajaan lain, termasuk dari Tiongkok dan India. Selain menjadi pusat perdagangan, kerajaan ini juga dikenal sebagai tempat berkembangnya ajaran Buddha, dibuktikan dengan keberadaan seorang biksu bernama Jnanabhadra yang dikatakan menerjemahkan kitab suci agama Buddha di Kalingga. Namun, seiring berjalannya waktu, kerajaan ini mengalami kemunduran dan akhirnya runtuh, kemungkinan besar akibat serangan dari Kerajaan Sriwijaya pada abad ke-8 Masehi.

Meskipun Kerajaan Kalingga telah lama hilang dari peta politik Nusantara, jejak peninggalannya masih dapat ditemukan hingga kini. Prasasti Tukmas, Candi Bubrah, serta beberapa situs sejarah lainnya menjadi saksi bisu kejayaan kerajaan ini. Melalui artikel ini, kita akan menelusuri lebih dalam sejarah berdirinya Kalingga, masa kejayaannya, hingga peninggalan-peninggalan yang masih dapat kita lihat hari ini.



Menelusuri Jejak Sejarah Kerajaan Kalingga dan Peninggalannya

Awal Mula dan Pendirian

Kerajaan Kalingga diperkirakan berdiri pada abad ke-6 Masehi, namun asal-usulnya masih menjadi perdebatan di kalangan sejarawan. Beberapa teori menyebutkan bahwa kerajaan ini didirikan oleh Dapunta Syailendra, seorang penguasa dari Dinasti Syailendra yang kemudian juga berperan dalam pendirian Kerajaan Mataram Kuno.

Letak Kerajaan Kalingga diperkirakan berada di pesisir utara Jawa Tengah, terutama di sekitar wilayah Jepara dan Pekalongan. Bukti-bukti sejarah menunjukkan bahwa daerah ini strategis untuk perdagangan karena berdekatan dengan jalur pelayaran internasional yang menghubungkan Nusantara dengan Tiongkok dan India.


Masa Kejayaan

Puncak kejayaan Kerajaan Kalingga terjadi pada abad ke-7 Masehi, di bawah pemerintahan Ratu Shima. Ia dikenal sebagai pemimpin yang tegas, adil, dan bijaksana, serta menetapkan hukum yang ketat bagi rakyatnya. Salah satu aturan terkenal dari masa pemerintahannya adalah larangan mencuri, dengan hukuman potong tangan bagi pelanggar.

Selain memiliki sistem hukum yang kuat, Kerajaan Kalingga juga mengalami perkembangan pesat di bidang perdagangan dan budaya. Kerajaan ini memiliki hubungan dagang dengan Tiongkok, India, dan kerajaan-kerajaan lain di Asia Tenggara. Barang-barang seperti rempah-rempah, kain, dan logam mulia menjadi komoditas utama yang diperdagangkan.

Wilayah Kerajaan Kalingga mencakup daerah yang luas, mulai dari Jawa Tengah hingga Jawa Barat. Keberadaannya yang strategis membuatnya berkembang sebagai pusat ekonomi dan agama Buddha.


Kehidupan Masyarakat

Masyarakat Kalingga hidup dengan mengandalkan pertanian dan perdagangan. Mereka bercocok tanam di lahan-lahan subur di sekitar pesisir utara Jawa Tengah, serta aktif dalam kegiatan maritim.

Selain itu, Kerajaan Kalingga dikenal sebagai pusat studi agama Buddha. Sejumlah biksu dari berbagai daerah datang untuk belajar dan menerjemahkan kitab suci Buddha. Catatan dari Tiongkok menyebutkan bahwa seorang biksu bernama Jnanabhadra tinggal di Kalingga untuk menerjemahkan teks-teks agama Buddha.

Pengaruh agama Buddha juga terlihat dalam berbagai peninggalan kerajaan ini, termasuk prasasti dan candi yang memiliki inskripsi berbahasa Sansekerta dan huruf Pallawa.


Sumber Sejarah

Informasi tentang Kerajaan Kalingga diperoleh dari berbagai sumber sejarah, antara lain:

Catatan dari Dinasti Tang (Tiongkok), yang menyebutkan keberadaan kerajaan ini dan pemerintahan Ratu Shima pada tahun 647 M.

Prasasti Tukmas, ditemukan di lereng Gunung Merbabu, berisi tulisan dalam huruf Pallawa dan bahasa Sansekerta yang menggambarkan keberadaan peradaban maju di wilayah tersebut.

Berita dari Tiongkok, yang menyebutkan bahwa Kerajaan Kalingga memiliki hubungan diplomatik dengan Dinasti Tang dan mengirimkan utusan ke Tiongkok.


Keruntuhan Kerajaan Kalingga

Penyebab pasti keruntuhan Kerajaan Kalingga masih belum diketahui secara pasti. Namun, beberapa teori menyebutkan bahwa:

Persaingan dengan kerajaan lain di Jawa Tengah, seperti Mataram Kuno dan Tarumanagara, melemahkan posisi Kalingga.

Serangan dari Kerajaan Sriwijaya, yang pada abad ke-8 Masehi sedang memperluas wilayah kekuasaannya di Nusantara.

Perubahan jalur perdagangan, yang menyebabkan menurunnya perekonomian Kalingga.

Setelah runtuh, wilayah Kerajaan Kalingga kemungkinan besar menjadi bagian dari Kerajaan Mataram Kuno, yang berkembang pesat di Jawa Tengah setelah abad ke-8.


Peninggalan Kerajaan Kalingga

Meskipun Kerajaan Kalingga sudah lama hilang, beberapa peninggalannya masih ditemukan, antara lain:

Prasasti Tukmas, yang berisi inskripsi dalam bahasa Sansekerta dan huruf Pallawa, menggambarkan kemajuan peradaban Kalingga.

Candi Bubrah, sebuah candi Buddha yang diduga berasal dari masa Kerajaan Kalingga.

Situs Trowulan, meskipun lebih terkait dengan Majapahit, beberapa artefak di sana menunjukkan pengaruh dari kerajaan-kerajaan lebih awal seperti Kalingga.


Raja-raja yang pernah memimpin 

Informasi mengenai raja-raja yang pernah memimpin Kerajaan Kalingga sangat terbatas karena minimnya sumber sejarah. Namun, ada beberapa tokoh yang dikaitkan dengan pemerintahan kerajaan ini.
Berikut adalah daftar raja-raja yang pernah memimpin Kerajaan Kalingga:

Prabu Wasumurti (594-605 M)

Prabu Wasugeni (605-632 M)

Prabu Wasudewa (632-652 M)

Prabu Kirathasingha (632-648 M)

 Prabu Wasukawi (652 M)

Prabu Kartikeyasingha (648-674 M)

Ratu Shima (674-695 M)

Dari daftar tersebut, Ratu Shima adalah raja yang paling terkenal. Beliau adalah pemimpin yang tegas dan bijaksana, yang membawa Kerajaan Kalingga ke masa kejayaannya.


Kesimpulan

Kerajaan Kalingga merupakan salah satu kerajaan tertua di Jawa yang memainkan peran penting dalam penyebaran agama Buddha, perdagangan, dan pembentukan hukum. Di bawah pemerintahan Ratu Shima, Kalingga mencapai puncak kejayaannya sebelum akhirnya mengalami kemunduran dan runtuh sekitar abad ke-8.

Warisan Kalingga tetap hidup dalam sejarah Nusantara, baik melalui prasasti, catatan sejarah, maupun pengaruh budayanya yang terus berkembang hingga masa kerajaan-kerajaan setelahnya.


Belum ada Komentar untuk "Menelusuri Jejak Sejarah Kerajaan Kalingga dan Peninggalannya"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel